Rabu, 18 Juni 2014

TIPE BIBIT



Pertumbuhan tanaman dimulai dengan perkecambahan biji. Dari saat itu, kulit biji pecah, tanaman muda mengalami sejumlah proses yang penting untuk kelangsungan hidupnya. Difusi untuk contohnya, membawa air dari tanah ke dalam akar tanaman.  Fotosintesis memungkinkan tanaman untuk menggunakan sinar matahari untuk membuat makanan sendiri dan respirasi menggunakan beberapa makanan yang diproduksi selama fotosintesis untuk menciptakan energi yang tanaman memerlukan untuk melakukan semua kegiatan yang diperlukan untuk hidup (Michael 2011).
Bibit yaitu tumbuhan kecil yang dipergunakan untuk produksi. Bibit berasal dari bukan biji hasil persilangan. Ada tiga cara pembuatan bibit atau pembiakan vegetatif, yaitu berasal dari batang (cangkok, okulasi, stek) dan berasal dari bukan dari batang yaitu menggunakan bahan media tumbuh bukan dari tanah tetapi dari media buatan atau kultur jaringan. Bibit merupakan salah satu penentu keberhasilan budi daya tanaman. Budidaya tanaman sebenarnya telah dimulai sejak memilih bibit tanaman yang baik. Hal ini dapat dimengerti karena bibit merupakan obyek utama yang akan dikembangkan dalam proses budi daya selanjutnya. Selain itu, bibit juga merupakan pembawa gen dari induknya yang menentukan sifat tanaman tersebut setelah berproduksi. Dengan demikian, untuk memperoleh tanaman yang memiliki sifat tertentu dapat diperoleh dengan memilih bibit yang berasal dari induk yang memiliki sifat tersebut (Edmond et al. 2001).
Pada bibit dibedakan dengan dua struktur pokok yaitu hipokotil dan epikotil. Hipokotil adalah bagian batang antara kotiledon dan radikel dari embrio atau bibit muda. Epikotil adalah bagian batang anatara kotiledon dengan daun pertama dari embrio atau bibit muda. Bagian-bagian yang terdapat pada bibit yaitu kotiledon, hipokotil, epikotil, radikel, rambut akar, akar primer, akar lateral dan daun pertama. Akar primer tumbuh dari radikel, sedangkan akar lateral dan akar rambut tumbuh dari akar primer. Pada tanaman, yang berfungsi mempertahankan kehidupan dan meneruskan pertumbuhan selanjutnya adalah akar rambut. Kotiledon pada bibit berfungsi sebagai tempat untuk menyimpan cadangan makanan. Daun yang tumbuh asalnya adalah dari plumula (Sutopo 2002).
Berdasarkan posisi kotiledon dalam proses perkecambahan dikenal perkecambahan hipogeal dan epigeal. Hipogeal adalah pertumbuhan memanjang dari epikotil yang menyebabkan plumula keluar menembus kulit biji dan muncul di atas tanah. Kotiledon relatif tetap posisinya. Contoh tipe ini terjadi pada kacang kapri dan jagung. Pada epigeal hipokotillah yang tumbuh memanjang, akibatnya kotiledon dan plumula terdorong ke permukaan tanah. Perkecambahan tipe ini misalnya terjadi pada kacang hijau dan jarak. Pengetahuan tentang hal ini dipakai oleh para ahli agronomi untuk memperkirakan kedalaman tanam (Setiawan 2004).
Kualitas benih ditentukan antara lain oleh tingkat kemasakan biji yang dalam proses perkembangannya dipengaruhi oleh tingkat kemasakan buah. Benih yang berasal dari buah yang masih muda kualitasnya akan jelek, karena benih akan menjadi tipis, ringan, dan berkeriput apabila dikeringkan serta daya hidupnya sangat rendah. Dalam hal ini kemungkinan embrio belum berkembang sempurna dan cadangan makanan pada endosperm belum lengkap (Arief et al 2006).
Perkecambahan epigeal adalah perkecambahan yang menghasilkan kecambah dengan kotiledon terangkat ke atas permukaan tanah. Dalam proses perkecambahan, setelah radikel menembus kulit benih, hipokotil memanjang melengkung menembus ke atas permukaan tanah. Setelah hipokotil menembus permukaan tanah, kemudian hipokotil meluruskan diri dan dengan cara demikian kotiledon yang masih tertangkup tertarik ke atas permukaan tanah juga. Kulit benih akan tertinggal di permukaan tanah, dan selanjutnya kotiledon membuka dan daun pertama (plumula) muncul ke udara. Beberapa saat kemudian, kotiledon meluruh dan jatuh ke tanah. Beberapa contoh benih dengan perkecambahan epigeal adalah kedelai, kacang tanah, kacang hijau, dan lamtoro (Meilya 2010).
Perkecambahan hypogeal adalah perecambahan yang menghasilkan kecambah dengan kotiledon tetap berada di bawah permukaan tanah. Dalam proses perkecambahan, plumula dan radikel masing-masing menembus kulit benih. Radikel menuju ke bawah dilindungi oleh koleoriza dan plumula menuju ke atas dilindungi oleh koleoptil. Setelah kolepotil menembus permukaan tanah dari bawah mencapai udara, lalu membuka dan plumula terbebas dari lindungan koleoptil dan terus tumbuh dan berkembang, sedangkan koleotil sendiri berhenti tumbu. Beberapa contoh benih dengan perkecambahan epigeal adalah padi, jagung, dan sorgum (Schmidt 2000). 
Penyiapan bibit merupakan tahapan penting bagi pengembangan tanaman hutan dan perkebunan. Pada sisi lain, pertumbuhan dan perkembangan bibit di tingkat nurseri sangat ditentukan oleh keberhasilan biji atau benih membentuk semai yang diawali dengan perkecambahan benih. Secara agronomis, perkecambahan suatu biji (benih) diartikan sebagai semai yang telah atau mulai muncul di permukaan media tanam, sehingga secara teknis agronomis perkecambahan adalah permulaan munculnya pertumbuhan aktif yang menghasilkan pecah kulit biji dan kemudian munculnya semai di permukaan tanah (Bambang et al 2007).


Bibit ialah tanaman kecil (belum dewasa) yang berasal dari pembiakan generatif (dari biji), vegetatif, kultur jaringan, atau teknologi perbanyakan lainnya. Selain itu, bibit juga dapat diperoleh dari kombinasi cara-cara perbanyakan tersebut. Bibit merupakan salah satu penentu keberhasilan budidaya tanaman. Budidaya tanaman sebenarnya telah dimulai sejak memilih bibit tanaman yang baik, karena bibit merupakan obyek utama yang akan dikembangkan dalam proses budidaya selanjutnya. Selain itu, bibit juga merupakan pembawa gen dari induknya yang menentukan sifat tanaman setelah berproduksi. Macam-macam tipe bibit ada dua yaitu tipe bibit hypogeal dan epigeal. Contoh tipe bibit hypogeal yaitu pada tanaman jagung sedangakan tipe bibit epigeal yaitu pada kacang tanah.
Perbedaan / karakteristik tipe hipogeal dan epigeal yaitu jarak tanam bibit hipogeal lebih luas daripada bibit epigeal karena bibit hipogeal mempunyai tipe akar serabut (perakaran dangkal) yang tumbuh menjalar ke samping kiri dan kanan. Supaya tidak terjadi kompetisi penyerapan hara dan air dari dalam tanah serta cahaya (dapat saling menaungi) antar maka dibuat dengan jarak yang lebar. Dengan demikian kebutuhan setiap tanaman akan terpenuhi secara sempurna dan tumbuh dengan baik. Sedangkan untuk bibit epigeal dengan tipe akar tunggang (perakaran dalam) yang tumbuh tegak ke dalam tanah, jarak tanamnya tidak perlu dibuat lebar karena mampu menyerap hara dan air dari dalam tanah yang jaraknya relatif agak dalam/jauh dari permukaan tanah. Mengetahui tipe perkecambahan suatu bibit bermanfaat untuk mengetahui ciri-ciri dari arah pertumbuhan biji dan membedakan satu dengan yang lainnya. Selain itu, akan bermanfaat dalam pengaplikasian di lapangan terutama teknik-teknik penanaman yang sesuai dengan tipe benih. Penanaman yang tepat akan menyebabkan benih berkecambah dengan baik menjadi tanaman baru.
Epigeal dan hipogeal merupakan tipe perkecambahan yang dilihat berdasarkan letak kotiledon. Pada perkecambahan hipogeal, terjadi pertumbuan memanjang dari epikotil (bakal batang) yang menyebabkan plumula keluar menembus kulit biji dan muncul di atas tanah. Kotiledon tetap berada di dalam tanah. Singkatnya, biji tidak terdorong ke atas dan tetap berada di dalam tanah. Pada perkecambahan epigeal, Hipokotil (bakal akar) tumbuh memanjang, akibatnya kotiledon dan plumula terdorong ke permukaan tanah. Pada perkecambahan epigeal, kotiledon berada di atas tanah. Singkatnya, biji terdorong ke atas dan muncul di permukaan tanah. Sebetulnya kedua tipe perkecambahan ini sama - sama tumbuh ke atas. Tetapi karena pada tipe epigeal, kotiledon/biji terdorong ke atas, maka sering disebut pertumbuhan ke atas, sedangkan pada tipe hipogeal, kotiledon/biji tetap berada di dalam tanah maka sering disebut pertumbuhan ke bawah. Pendapat ini hanya didasarkan pada letak kotiledon / biji saja, tidak menunjukkan kenyataan yang sebenarnya karena semua jenis perkecambahan pasti akan tumbuh ke atas, ke arah datangnya sinar matahari.
Bibit tipe epigeal ini umumnya terdapat pada dicotiledoneae seperti bean, alfalfa, clovers, kacang kedelai, kacang tanah yang termasuk legume. Sewaktu perkecambahan bibit tipe hypogeal pada biji graminae, padi, gandum, jagung, kotiledon disini disebut scutellum tetap tinggal dalam tanah fungsinya sebagai organ penyerap makanan dari endosperm dan mengantarkannya kepada embryonic axis yang sedang tumbuh.
Kotiledon (disebut juga kotil atau daun lembaga) adalah bakal daun yang terbentuk pada embrio. Kotiledon merupakan organ cadangan makanan pada biji sekelompok tumbuhan, sekaligus organ fotosintetik pertama yang dimiliki oleh tumbuhan yang baru saja berkecambah. Walaupun bagi kecambah ia berfungsi seperti daun, kotiledon tidak memiliki anatomi yang lengkap seperti daun sejati. Fungsi kotiledon bagi prkembangan biji sangatlah penting, yaitu sebagai sumber cadangan makanan yang digunakan untuk proses pertumbuhan dari terbentuknya kecambah sampai tumbuhan tersebut dapat membuat makanannya sendiri yang ditandai dengan terbentuknya daun yang sempurna dan kotiledonnya mulai rontok/mengecil. Selama biji berkecambah, energi yang digunakan untuk proses tersebut berasal dari kotiledon dan ketika telah terbentuk daun maka cadangan makanan dari kotiledon telah habis terpakai sehingga kotiledonnya akan mengecil dan rontok. setelah itu fungsi kotiledon digantikan oleh daun, yaitu sebagai sumber energi melalui fotosintesis. Tumbuhan dikotil apabila kotiledonnya diambil satu, masih bisa tumbuh tetapi mungkin pertumbuhannya tidak secepat tumbuhan yang memiliki dua kotiledon.
Bagian-bagian dari tipe bibit epigeal adalah kotiledon, epikotil, hipokotil, plumula dan radikel. Bagian-bagian dari tipe bibit hipogeal adalah kotiledon, plumula dan radikel. Fungsi kotiledon sebagai tempat menyimpan cadangan makanan, alat untuk fotosintesis sebelum terbentuknya daun, alat untuk mengisap makanan oleh embrio. Fungsi epikotil sebagai tempat munculnya calon batang yang terletak di atas daun lembaga. Fungsi hipokotil yaitu tempat munculnya calon batang yang terletak di bawah daun lembaga. Plumula berfungsi sebagai bagian tanaman yang akan mengalami perkembangan ke atas untuk membentuk batang dan daun. Radikula berfungsi sebagai berfungsi sebagai akar dan diselubungi oleh sarung akar lembaga yang disebut koleoriza. Beberapa jenis tanaman yang mengalami perkecambahan epigeal dan hipogeal antara lain:
a.       Epigeal : Kacang tanah, Kacang hijau, Tanaman jarak
b.      Hipogeal : Kacang kapri, Jagung, Padi
Pada praktikum ini menggunakan alat cangkul dan polybag. Cangkul gunanya untuk mengambil tanah yang akan dimasukkan ke dalam polybag. Bahan tanam yang digunakan yaitu biji jagung dan biji kacang tanah. Biji jagung merupakan biji monokotil sedangkan biji kacang tanah merupakan biji dikotil. Dalam praktikum ini menggunakan biji jagung dan kacang tanah untuk mengetahui perbedaan tipe bibit dari masing-masing tanaman tersebut.
Berdasarkan hasil pengamatan, pada tanaman jagung merupakan tipe bibit hypogeal dan pada tanaman kacang tanah merupakan tipe bibit epigeal. Hal ini dikarenakan pada tanaman jagung, saat berkecambah kotiledon tetap berada di dalam tanah sedangkan pada kacang tanah kotiledon tertarik ke atas permukaan tanah. Tinggi tanaman jagung pada hari ketiga adalah 2,2 cm. Tinggi tanaman jagung pada hari kelima adalah 8 cm. Panjang akar tanaman jagung pada hari ketujuh adalah 0 cm. Sedsngkan tanaman bawang tidak tumbuh sama sekali. Ketiga tanaman jagung ini memiliki 2 daun yang mulai tumbuh pada hari ketiga. Tanaman kacang tanah yang tumbuh 12 daun pada hari ketujuh.
Bagian-bagian dari benih yang berkecambah adalah radikel, plumula, daun, kotiledon, batang. Fungsi radikel untuk menyerap bahan-bahan makanan yang terdapat di dalam tanah. Fungsi daun untuk proses transpirasi, respirasi, dan fotosintesis. Fungsi plumula sebagai bagian tanaman yang akan mengalami perkembangan ke atas untuk membentuk batang dan daun. Fungsi batang untuk menyokong berdirinya tanaman dan sebagai jalur transportasi. 
Manfaat mengetahui tipe bibit yaitu untuk mengetahui tipe-tipe perkecambahan pada masing-masing tanaman. Setiap tanaman memiliki tipe perkecambahan yang berbeda. Selain itu, untuk mengetahui proses perkecambahan pada biji. Tipe bibit bisa digunakan untuk membedakan antara tanaman monokotil dan dikotil.



DAFTAR PUSTAKA
Arief R S Saenong Azrai M dan Rahmawati 2006. Pengelolaan benih         Jagung. J. Penelitian Pertanian 25(3): 41-47.  
Bambang BS Hariyadi Bambang S P 2007. Tinjauan Agro-Morfologi Perkecambahan Biji Jarak Pagar (Jatropha curcas L.). Jurnal Penelitian Sain dan Teknologi  2 (12) : 69-76.  
Edmond J B T L Senn dan F S Andrews 2001. Fundamentals of     Horticulture. Mc Grown – Hill Book Company. New York.   
Meilya Nixie 2010. Fisiologis Benih, Biologi Benih, dan Wawasan Teknologi Benih. http://meycess.blogspot.com. Diakses 6 Mei 2013.  
Michael A 2011. Reproduction, Growth, and Ecology. Britannica Educational Publishing. New York. 
Schmidt L 2000. Pedoman Penanganan Benih Tanaman Hutan Tropis dan Sub Tropis. Terjemahan Direktorat Jenderal Rehabilitasi Lahan dan Perhutanan Sosial, Departemen Kehutanan. Jakarta.
Setiawan A I 2004. Kiat Memilih Bibit Tanaman Buah. Penebar Swadaya. Jakarta.
Sutopo Lita 2002. Teknologi Benih. Grafindo Persada. Jakarta.

1 komentar:

  1. Casino Royale - Live Dealer Games - Virgin Games
    Casino Royale is a live casino with sol.edu.kg a large, eclectic https://septcasino.com/review/merit-casino/ portfolio of casino 출장마사지 games. Players can https://vannienailor4166blog.blogspot.com/ play this game with live septcasino dealers,

    BalasHapus

Random