Pertumbuhan tanaman dimulai
dengan perkecambahan biji. Dari saat itu, kulit biji pecah, tanaman muda mengalami sejumlah
proses yang penting untuk kelangsungan
hidupnya. Difusi untuk contohnya, membawa air dari tanah ke dalam akar
tanaman. Fotosintesis memungkinkan
tanaman untuk menggunakan sinar matahari
untuk membuat makanan sendiri dan
respirasi menggunakan beberapa makanan
yang diproduksi selama fotosintesis
untuk menciptakan energi yang tanaman memerlukan untuk melakukan semua kegiatan yang diperlukan untuk hidup (Michael 2011).
Bibit yaitu
tumbuhan kecil yang dipergunakan untuk produksi. Bibit berasal dari bukan biji
hasil persilangan. Ada tiga cara pembuatan bibit atau pembiakan vegetatif,
yaitu berasal dari batang (cangkok, okulasi, stek) dan berasal dari bukan dari
batang yaitu menggunakan bahan media tumbuh bukan dari tanah tetapi dari media
buatan atau kultur jaringan. Bibit merupakan salah satu penentu keberhasilan
budi daya tanaman. Budidaya tanaman sebenarnya telah dimulai sejak memilih
bibit tanaman yang baik. Hal ini dapat dimengerti karena bibit merupakan obyek
utama yang akan dikembangkan dalam proses budi daya selanjutnya. Selain itu,
bibit juga merupakan pembawa gen dari induknya yang menentukan sifat tanaman
tersebut setelah berproduksi. Dengan demikian, untuk memperoleh tanaman yang
memiliki sifat tertentu dapat diperoleh dengan memilih bibit yang berasal dari
induk yang memiliki sifat tersebut (Edmond et
al. 2001).
Pada bibit
dibedakan dengan dua struktur pokok yaitu hipokotil dan epikotil. Hipokotil
adalah bagian batang antara kotiledon dan radikel dari embrio atau bibit muda.
Epikotil adalah bagian batang anatara kotiledon dengan daun pertama dari embrio
atau bibit muda. Bagian-bagian yang terdapat pada bibit yaitu kotiledon,
hipokotil, epikotil, radikel, rambut akar, akar primer, akar lateral dan daun
pertama. Akar primer tumbuh dari radikel, sedangkan akar lateral dan akar
rambut tumbuh dari akar primer. Pada tanaman, yang berfungsi mempertahankan
kehidupan dan meneruskan pertumbuhan selanjutnya adalah akar rambut. Kotiledon
pada bibit berfungsi sebagai tempat untuk menyimpan cadangan makanan. Daun yang
tumbuh asalnya adalah dari plumula (Sutopo 2002).
Berdasarkan
posisi kotiledon dalam proses perkecambahan dikenal perkecambahan hipogeal dan
epigeal. Hipogeal adalah pertumbuhan memanjang dari epikotil yang menyebabkan
plumula keluar menembus kulit biji dan muncul di atas tanah. Kotiledon relatif
tetap posisinya. Contoh tipe ini terjadi pada kacang kapri dan jagung. Pada
epigeal hipokotillah yang tumbuh memanjang, akibatnya kotiledon dan plumula
terdorong ke permukaan tanah. Perkecambahan tipe ini misalnya terjadi pada kacang
hijau dan jarak. Pengetahuan tentang hal ini dipakai oleh para ahli agronomi
untuk memperkirakan kedalaman tanam (Setiawan 2004).
Kualitas
benih ditentukan antara lain oleh tingkat kemasakan biji yang dalam proses
perkembangannya dipengaruhi oleh tingkat kemasakan buah. Benih yang berasal
dari buah yang masih muda kualitasnya akan jelek, karena benih akan menjadi
tipis, ringan, dan berkeriput apabila dikeringkan serta daya hidupnya sangat
rendah. Dalam hal ini kemungkinan embrio belum berkembang sempurna dan cadangan
makanan pada endosperm belum lengkap (Arief et al 2006).
Perkecambahan
epigeal adalah perkecambahan yang menghasilkan kecambah dengan kotiledon
terangkat ke atas permukaan tanah. Dalam proses perkecambahan, setelah radikel
menembus kulit benih, hipokotil memanjang melengkung menembus ke atas permukaan
tanah. Setelah hipokotil menembus permukaan tanah, kemudian hipokotil
meluruskan diri dan dengan cara demikian kotiledon yang masih tertangkup
tertarik ke atas permukaan tanah juga. Kulit benih akan tertinggal di permukaan
tanah, dan selanjutnya kotiledon membuka dan daun pertama (plumula) muncul ke
udara. Beberapa saat kemudian, kotiledon meluruh dan jatuh ke tanah. Beberapa
contoh benih dengan perkecambahan epigeal adalah kedelai, kacang tanah, kacang
hijau, dan lamtoro (Meilya 2010).
Perkecambahan hypogeal adalah perecambahan yang
menghasilkan kecambah dengan
kotiledon tetap berada di bawah
permukaan tanah. Dalam proses
perkecambahan, plumula dan radikel masing-masing menembus kulit benih. Radikel
menuju ke bawah dilindungi oleh koleoriza dan plumula menuju ke atas dilindungi
oleh koleoptil. Setelah kolepotil menembus permukaan tanah dari bawah mencapai
udara, lalu membuka dan plumula terbebas dari lindungan koleoptil dan terus
tumbuh dan berkembang, sedangkan koleotil sendiri berhenti tumbu. Beberapa
contoh benih dengan perkecambahan epigeal adalah padi, jagung, dan sorgum
(Schmidt 2000).
Penyiapan bibit merupakan tahapan penting bagi pengembangan tanaman
hutan dan perkebunan. Pada sisi lain, pertumbuhan dan perkembangan bibit di
tingkat nurseri sangat ditentukan oleh keberhasilan biji atau benih membentuk
semai yang diawali dengan perkecambahan benih. Secara agronomis, perkecambahan
suatu biji (benih) diartikan sebagai semai yang telah atau mulai muncul di
permukaan media tanam, sehingga secara teknis agronomis perkecambahan adalah
permulaan munculnya pertumbuhan aktif yang menghasilkan pecah kulit biji dan
kemudian munculnya semai di permukaan tanah (Bambang et al 2007).
Bibit
ialah tanaman kecil (belum dewasa) yang berasal dari pembiakan generatif (dari
biji), vegetatif, kultur jaringan, atau teknologi perbanyakan lainnya. Selain
itu, bibit juga dapat diperoleh dari kombinasi cara-cara perbanyakan tersebut.
Bibit merupakan salah satu penentu keberhasilan budidaya tanaman. Budidaya
tanaman sebenarnya telah dimulai sejak memilih bibit tanaman yang baik, karena
bibit merupakan obyek utama yang akan dikembangkan dalam proses budidaya
selanjutnya. Selain itu, bibit juga merupakan pembawa gen dari induknya yang
menentukan sifat tanaman setelah berproduksi. Macam-macam tipe bibit ada dua
yaitu tipe bibit hypogeal dan epigeal. Contoh tipe bibit hypogeal yaitu pada
tanaman jagung sedangakan tipe bibit epigeal yaitu pada kacang tanah.
Perbedaan
/ karakteristik tipe hipogeal dan epigeal yaitu jarak tanam bibit hipogeal
lebih luas daripada bibit epigeal karena bibit hipogeal mempunyai tipe akar
serabut (perakaran dangkal) yang tumbuh menjalar ke samping kiri dan kanan.
Supaya tidak terjadi kompetisi penyerapan hara dan air dari dalam tanah serta
cahaya (dapat saling menaungi) antar maka dibuat dengan jarak yang lebar.
Dengan demikian kebutuhan setiap tanaman akan terpenuhi secara sempurna dan
tumbuh dengan baik. Sedangkan untuk bibit epigeal dengan tipe akar tunggang
(perakaran dalam) yang tumbuh tegak ke dalam tanah, jarak tanamnya tidak perlu
dibuat lebar karena mampu menyerap hara dan air dari dalam tanah yang jaraknya
relatif agak dalam/jauh dari permukaan tanah. Mengetahui tipe
perkecambahan suatu bibit bermanfaat untuk mengetahui ciri-ciri dari arah
pertumbuhan biji dan membedakan satu dengan yang lainnya. Selain itu, akan bermanfaat
dalam pengaplikasian di lapangan terutama teknik-teknik penanaman yang sesuai
dengan tipe benih. Penanaman yang tepat akan menyebabkan benih berkecambah
dengan baik menjadi tanaman baru.
Epigeal dan hipogeal merupakan tipe
perkecambahan yang dilihat berdasarkan letak kotiledon. Pada perkecambahan
hipogeal, terjadi pertumbuan memanjang dari epikotil (bakal batang) yang
menyebabkan plumula keluar menembus kulit biji dan muncul di atas tanah.
Kotiledon tetap berada di dalam tanah. Singkatnya, biji tidak terdorong ke atas
dan tetap berada di dalam tanah. Pada perkecambahan epigeal, Hipokotil (bakal
akar) tumbuh memanjang, akibatnya kotiledon dan plumula terdorong ke permukaan
tanah. Pada perkecambahan epigeal, kotiledon berada di atas tanah. Singkatnya,
biji terdorong ke atas dan muncul di permukaan tanah. Sebetulnya kedua tipe
perkecambahan ini sama - sama tumbuh ke atas. Tetapi karena pada tipe epigeal,
kotiledon/biji terdorong ke atas, maka sering disebut pertumbuhan ke atas,
sedangkan pada tipe hipogeal, kotiledon/biji tetap berada di dalam tanah maka
sering disebut pertumbuhan ke bawah. Pendapat ini hanya didasarkan pada letak
kotiledon / biji saja, tidak menunjukkan kenyataan yang sebenarnya karena semua
jenis perkecambahan pasti akan tumbuh ke atas, ke arah datangnya sinar
matahari.
Bibit tipe
epigeal ini umumnya terdapat pada dicotiledoneae seperti bean, alfalfa,
clovers, kacang kedelai, kacang tanah yang termasuk legume. Sewaktu
perkecambahan bibit tipe hypogeal pada biji graminae, padi, gandum, jagung,
kotiledon disini disebut scutellum tetap tinggal dalam tanah fungsinya sebagai
organ penyerap makanan dari endosperm dan mengantarkannya kepada embryonic axis
yang sedang tumbuh.
Kotiledon
(disebut juga kotil atau daun lembaga) adalah bakal daun yang
terbentuk pada embrio. Kotiledon merupakan organ cadangan makanan pada biji
sekelompok tumbuhan, sekaligus organ fotosintetik pertama yang dimiliki oleh tumbuhan
yang baru saja berkecambah. Walaupun bagi
kecambah ia berfungsi seperti daun, kotiledon tidak memiliki anatomi yang lengkap seperti daun
sejati. Fungsi kotiledon bagi prkembangan biji sangatlah penting, yaitu sebagai
sumber cadangan makanan yang digunakan untuk proses pertumbuhan dari
terbentuknya kecambah sampai tumbuhan tersebut dapat membuat makanannya sendiri
yang ditandai dengan terbentuknya daun yang sempurna dan kotiledonnya mulai
rontok/mengecil. Selama biji berkecambah, energi yang digunakan untuk proses
tersebut berasal dari kotiledon dan ketika telah terbentuk daun maka cadangan
makanan dari kotiledon telah habis terpakai sehingga kotiledonnya akan mengecil
dan rontok. setelah itu fungsi kotiledon digantikan oleh daun, yaitu sebagai
sumber energi melalui fotosintesis. Tumbuhan dikotil apabila kotiledonnya
diambil satu, masih bisa tumbuh tetapi mungkin pertumbuhannya tidak secepat
tumbuhan yang memiliki dua kotiledon.
Bagian-bagian dari tipe bibit epigeal adalah
kotiledon, epikotil, hipokotil, plumula dan radikel. Bagian-bagian dari tipe
bibit hipogeal adalah kotiledon, plumula dan radikel. Fungsi kotiledon sebagai
tempat menyimpan cadangan makanan, alat untuk fotosintesis sebelum terbentuknya
daun, alat untuk mengisap makanan oleh embrio. Fungsi epikotil sebagai tempat
munculnya calon batang yang terletak di atas daun lembaga.
Fungsi hipokotil yaitu tempat munculnya calon batang yang terletak di bawah
daun lembaga. Plumula berfungsi sebagai bagian tanaman yang akan
mengalami perkembangan ke atas untuk membentuk batang dan daun.
Radikula berfungsi sebagai berfungsi sebagai akar dan diselubungi oleh
sarung akar lembaga yang disebut koleoriza. Beberapa jenis tanaman yang
mengalami perkecambahan epigeal dan hipogeal antara lain:
a.
Epigeal : Kacang tanah, Kacang hijau, Tanaman jarak
b.
Hipogeal : Kacang kapri, Jagung, Padi
Pada praktikum ini menggunakan alat
cangkul dan polybag. Cangkul gunanya untuk mengambil tanah yang akan dimasukkan
ke dalam polybag. Bahan tanam yang digunakan yaitu biji jagung dan biji kacang
tanah. Biji jagung merupakan biji monokotil sedangkan biji kacang tanah
merupakan biji dikotil. Dalam praktikum ini menggunakan biji jagung dan kacang
tanah untuk mengetahui perbedaan tipe bibit dari masing-masing tanaman
tersebut.
Berdasarkan hasil pengamatan, pada tanaman
jagung merupakan tipe bibit hypogeal dan pada tanaman kacang tanah merupakan
tipe bibit epigeal. Hal ini dikarenakan pada tanaman jagung, saat berkecambah
kotiledon tetap berada di dalam tanah sedangkan pada kacang tanah kotiledon
tertarik ke atas permukaan tanah. Tinggi tanaman jagung pada hari ketiga adalah
2,2 cm. Tinggi tanaman jagung pada hari kelima adalah 8 cm. Panjang akar tanaman jagung pada hari ketujuh
adalah 0 cm. Sedsngkan tanaman bawang tidak tumbuh sama sekali. Ketiga tanaman jagung ini memiliki 2 daun yang
mulai tumbuh pada hari ketiga. Tanaman kacang tanah yang tumbuh 12 daun pada
hari ketujuh.
Bagian-bagian dari benih yang berkecambah
adalah radikel, plumula, daun, kotiledon, batang. Fungsi radikel untuk menyerap
bahan-bahan makanan yang terdapat di dalam tanah. Fungsi daun untuk proses
transpirasi, respirasi, dan fotosintesis. Fungsi plumula sebagai bagian
tanaman yang akan mengalami perkembangan ke atas untuk membentuk batang dan
daun. Fungsi batang untuk menyokong berdirinya tanaman dan sebagai jalur
transportasi.
Manfaat mengetahui tipe bibit yaitu untuk mengetahui
tipe-tipe perkecambahan pada masing-masing tanaman. Setiap tanaman memiliki
tipe perkecambahan yang berbeda. Selain itu, untuk mengetahui proses
perkecambahan pada biji. Tipe bibit bisa digunakan untuk membedakan antara
tanaman monokotil dan dikotil.
DAFTAR PUSTAKA
Arief R S Saenong Azrai M dan Rahmawati 2006. Pengelolaan benih Jagung. J. Penelitian Pertanian 25(3):
41-47.
Bambang BS Hariyadi
Bambang S P 2007. Tinjauan Agro-Morfologi Perkecambahan Biji Jarak Pagar (Jatropha
curcas L.). Jurnal Penelitian Sain
dan Teknologi 2 (12) : 69-76.
Edmond J B T L Senn dan F S Andrews 2001. Fundamentals of Horticulture. Mc Grown – Hill Book
Company. New York.
Meilya Nixie 2010. Fisiologis Benih, Biologi Benih, dan Wawasan Teknologi Benih. http://meycess.blogspot.com.
Diakses 6 Mei 2013.
Michael A
2011. Reproduction, Growth, and Ecology.
Britannica Educational Publishing. New York.
Schmidt L 2000. Pedoman Penanganan Benih Tanaman Hutan Tropis
dan Sub Tropis. Terjemahan Direktorat Jenderal Rehabilitasi Lahan dan
Perhutanan Sosial, Departemen Kehutanan. Jakarta.
Setiawan A I 2004. Kiat Memilih Bibit Tanaman Buah. Penebar
Swadaya. Jakarta.
Sutopo Lita 2002. Teknologi
Benih. Grafindo Persada. Jakarta.
Casino Royale - Live Dealer Games - Virgin Games
BalasHapusCasino Royale is a live casino with sol.edu.kg a large, eclectic https://septcasino.com/review/merit-casino/ portfolio of casino 출장마사지 games. Players can https://vannienailor4166blog.blogspot.com/ play this game with live septcasino dealers,